Sebenernya, semua jalan-jalan yang saya lakukan saya anggap sebagai adventure sih. Tapi kalau challenge mungkin.. minor aja sih.

OH. Challenge yang paling shocking selama traveling adalah pas traveling ke Tibet!

Yaks, with Mt. Everest in the background

Kenapa?

Selain ngos-ngosan pas jalan karena tipisnya oksigen, dan dinginnya setengah mati (padahal itu musim semi pas saya ke sana), adalah akses ke toilet-nya.

Tibet, klo bukan di kota-kota besarnya, masih sangat tradisional toiletnya. Jadi kebanyakan toilet di sana (terutama di restoran di perjalanan dari Lhasa ke Shigatse misalnya) toiletnya cuma sekotak ruangan dengan dinding setengah, dan atapnya... terbuka. CAN. YOU. IMAGINE.

Not to mention that half of their walls are made from organic bricks came from yak dung (if you know what I mean, search for Figure 10.7 on the linked web).

Jadi sambil melakukan urusan di toilet, kita bisa sambil lihat pemandangan di sekitar restoran: sungai yang mengalir, yak yang sedang minum, atau pemilik yak yang sedang kirim-kiriman voice mail via Weibo. 

TIPS KERAS: 
Bawa tisu basah, tisu kering, atau botol berisi air ya setiap ke toilet. Tisu basah yang wangi lebih disarankan lagi untuk menyumbat hidung kalau kalian termasuk orang yang mudah mual dengan bau-bau aneh.

Tantangan seperti ini hanya akan kita alami kalau ke tempat-tempat selain restoran di kota-kota atau hotel ya, hmm.. Yak hotel di EBC juga toiletnya kayak toilet box di tempat-tempat konser gitu. 🤣

Tapi terlepas dari tantangan toilet ini, TIBET HAS SUPER BEAUTIFUL VIEW. Buat kalian yang pernah ke Ladakh, indah banget kan? Dia disebut Little Tibet, can you imagine how beautiful Tibet is then? 😉

'Tabung' doa di gate menuju Everest Base Camp

Gyantse Dzong atau Gyantze Fortress

Typical view while you're road tripping in Tibet

Simila Pass, dekat bendungan terbesar di Tibet: Manla Resevoir

Yamdrok Lake view

You should at least visit Tibet once in your life!