Bukan Vagabond: January 2019

#30daytravelchallenge Day 10: Essential things to pack on every trip

13:50

Essential things to pack every trip!

Sekarang saya bakalan share barang-barang yang selalu saya bawa setiap kali trip sekitar 7-10 hari yak. Gak spesifik sih, tergantung tujuannya kemana di musim apa. Garis besarnya yang paling esensialnya aja kali ya!

1. Skin care and toiletries
Barang WAJIB ini mah. Semuanya dalam ukuran di bawah 100 ml tentunya biar bisa masuk ransel ke kabin pesawat, atau biar gak berat klo dibawa-bawa. Facial wash, toner, essence, moisturizer, sabun cair, shampoo, hair cap, sikat gigi, pasta gigi, sunscreen, etc. Khusus buat sunscreen dan moisturizer, ada rekomendasi nih yang cukup ampuh buat cuaca dan panas yang lumayan ekstrim.

Biore UV Aqua Rich. Ini pas banget buat dipake sehari-hari, gak berat dan gak bikin jerawatan (at least buat saya ya)

Laneige Watery Sun Cream. Nah yang ini buat di bawah terik matahari di pantai atau di tempat-tempat yang lagi musim panas, terbukti wajah bebas gosong (buat kulit kering). Tapi jangan lupa sering-sering re-apply tiap 2-3 jam ya.

Laneige Water Bank Ultra Moisture Cream. Ini mantap banget sih, selama udara musim dingin gunung nancep kulit, kulit saya beneran bebas iritasi merah-merah dan kelupas karena cream ini! #terujidiEBCTibet

Tapi balik lagi masing-masing tetep cocok-cocokan sama kulit kita yaa.

2. Handuk kecil, tisu basah, tisu kering, kaos kaki, keresek

Handuk kecil, buat mandi. Gak semua hostel nyediain handuk yang terlihat higienis soalnya. Ada tips nih, klo kalian males bawa handuk yang proper, bawa kanebo (synthetic cloth) buat lap mobil atau dapur bisa juga jadi opsi buat anduk darurat. Tapi buat ngeringin kulit badan aja ya, jangan kulit muka. Kenapa kanebo? soalnya dia ringan, ringkas, daya serap tinggi, dan mudah kering. Rekomendasi saya belilah kanebo yang halus, biar nyaman di kulit. Hahaha.

Gak mesti ini ya merk-nya.

3. Baju dan celana (tentunya), mukena

Beserta dalamannya tentunya. Nah ini tergantung kebutuhan ya. Klo perjalanan 7-10 hari biasanya saya bawa luaran 5 kaos/atasan, 2 jeans/celana panjang, 1 stel baju tidur, 1 jaket (just in case). Saya biasanya males banget yang namanya nyuci baju selama perjalanan, jadi ya mendingan bawa lebih daripada mesti nyuci klo ga kepaksa. Intinya, bawa yang tipis dan nyaman. Termasuk klo pas winter juga, bawalah baju yang tipis tapi hangat, woll itu bulky dan masih tembus angin, makanya biasanya saya ganti dengan kaos berbahan fleece atau klo pake Uniqlo, pake yang heattech.

Tips buat teman-teman wanita yang bertinggi badan s.d 160, kalau mau ke tempat yang lagi dilanda musim dingin, ada baiknya kalau mempertimbangkan beli baju di counter kids. Misalnya beli jaket goosedown di counter anak kecil dengan tinggi badan yang sesuai dengan tinggi kita, harganya lebih murah. Kalau dewasa biasanya berkisar harganya antara IDR 990.000-2.000.000, klo di counter kids 'cuma' IDR 499.000-999.000, lumayan banget kan?

Jacket for kids. 49.90 AUD

Jacket for women. 109.90 AUD.

Anyway, itu kisaran harga yang ada di mall ya, bukan di outlet, setara pull and bear, zara, dll. Tidak berlaku untuk Max Mara tentunya.

4. Sepatu (yang nyaman) dan sepatu sandal.

Bawa serep ya, in case hujan, atau sepatunya nyungseb ke lumpur, atau kebawa ombak. Sebaiknya pake sepatu keds yang ringan pada saat traveling dengan pesawat, untuk menghindari lepas pasang sepatu klo misalnya pemeriksaan. Apalagi sepatu boot itu kan PR banget.

5. Tas punggung (yang nyaman) kecil dan gembok kecil, 3 biji. Just in case.

Udah hands down ini Fjällraven Kanken sih. Apalagi klo pake shoulder pad. Tapi kembali ke selera masing-masing yaa. Gembok kecilnya kenapa banyak banget 3 biji? Buat koper, buat tas punggung juga just in case kita ke tempat yang ganas pencopetnya.

Oiya, buat yang minat beli tas Kanken atau produk Fjällraven lainnya tapi bingung dimana, karena mahal atau takut ga autentik, bisa beli di sini ya: mykankenbag.com.

Selain free-shipping, dia juga sering ada sale, dan selalu diskon 20% untuk pembeli di luar Eropa. Seru kan? You're welcome.

💙💙💙

6. Koper kabin atau bagasi, sesuai kebutuhan.

Saya sih menghindari hard case ya buat koper kabin, abis dia berat banget. Buat koper bagasi silakan deh mau yang mana aja tipenya. Tapi perlu diinget ya, kalau hard case itu biasanya buat bawa barang-barang fragile, dan soft case bisalah buat baju-bajuan. Satu lagi, satu koper bagasi gak boleh lebihdari 30 kg ya!

Buat koper kabin, koper favorit saya adalah Delsey Dauphine series, karena dia ringan banget cuma 1.6 Kg kosongannya!

❤️❤️❤️

7. Kamera, HP, baterai, dan charger-chargernya.. colokan listrik.

Untuk kamera, saya selalu bawa baterai cadangan minimal 1, bawa 2 lebih oke lagi klo memang ada budget-nya. Kan gak seru ya klo lagi asik-asik motret eh baterenya habis. Termasuk HP, saya selalu bawa power bank. Kalau kira-kira selama perjalanan saya bakalan kesusahan nemu colokan, saya bawa 2 sih. Apalagi klo traveling sama teman, bawa aja 2 siapa tahu temen kita itu lupa bawa power bank. Charger jangan lupa dibawa.

UNIVERSAL TRAVEL ADAPTOR, jangan lupa bawa. Kita gak akan pernah tahu akan terdampar di belahan bumi mana, dan untuk para fakir colokan, tolong jangan lupa itu bawa colokan listrik yang kabelnya agak panjang, in case kita terdampar di hostel yang colokannya cuma da di bawah wastafel jauh dari kasur.

Kelihatannya banyak ya?

tapi percaya gak sih itu semua (selain koper-koperan tentunya) bisa masuk ke dalam tas punggung Kipling untuk perjalanan 16 hari?

Kurang lebih ukuran segini, yang muat laptop 15".

Nah, kurang lebih sih itu yang selalu saya bawa tiap jalan-jalan yang agak lama. Bukan perjalanan dinas. Kalau ada yang mau minta rekomendasi barang apa aja yang harus dibawa saat kemana, boleh komen aja ya!

30 day challenge

#30daytravelchallenge Day 09: A song you like from another country/language

13:35

Lagu dari Negeri Ginseng udah pasti lah ya.

Dari dulu-dulu saya memang suka banget dengerin lagug-lagu bahasa asing selain Bahasa Inggris. Karena kedengerannya adem aja di kuping, tapi dengan catatan memang warna musiknya juga menentukan yak, apa cocok dengan selera saya atau nggak.

Dulu banget, karena suka nonton anime, tentunya saya dengerin lagu-lagu berbahasa Jepang. Yang paling pertama saya dengerin lagu versi Jepang ya tentunya lagu opening-nya Doraemon. Disambung Sailormoon. Disambung lagu yang paling mantap sepanjang sejarah anime: Pegasus Fantasy-nya Saint Seiya. *Harap maklum anak lama.

Selain dari anime, saya jadi mulai dengerin lagu-lagu dari penyanyi Jepang seutuhnya, yang gak menyanyikan OST-nya anime, misalnya Kiroro (yang ini terkenal banget di radio yang sesi lagu Jepang beneran sering banget diputer). Mulai ada internet nih, mulailah ketemu sama nama duo Le Couple. Fun fact, Le Couple ini beneran terdiri dari sepasang suami istri. Sayangnya bubar setelah mereka berdua bercerai di.. 2007? CMIIMW ya.

Dulu lagu "Hidamari No Uta" itu terkenal banget (tahun 1997), ternyata OST-nya J-Drama "Under The Same Roof" yang mana saya juga gak nonton, tapi kayaknya pernah disiarkan juga di Indonesia sih. Lagu itu juga dinyanyikan versi Bahasa Inggris-nya, judulnya "Wishes".

Lagu bahasa lainnya yang saya sukai ada lagu berbahasa China, secara gak sengaja. Nama band electro pop indie-nya Carrchy atau Ka Qi She atau 卡奇社, single-nya yang paling terkenal adalah "Sunshine all over the City (日光倾城)", bisa didengar di bawah ini yaa. FYI, pada tahun 2007-an gitu aliran music electro pop lagi hits-hits-nya di dunia perindiean Asia Timur dan.. Indonesia juga ya buk.

Band ter-absurd yang pernah saya dengerin adalah band rock indie dari Turki, namanya Sakin. Judul albumnya "Hayat" 😄😄😄 Hit terkenalnya judulnya "Edepsiz Komedya", entah apa itu artinya. Tapi dari album yang katanya sukses banget itu, saya paling suka lagu yang judulnya "Kor Bir Ay.

ANYWAY.

Talking about A song you like from another country/language, akhir-akhir ini asaya lagi cinta banget sama duo band indie Korea Selatan yang namanya Rocoberry. Terdiri dari 2 orang, vocalist dan komposer/arranger/semuanya, Roco dan Conan (nama alias). Musiknya folk-pop-dreamy gitu, tapi ternyata mereka meskipun musisi indie, udah sering banget memproduksi OST drama-drama Korea, tapi di balik layar.
Pertama kali tahu Rocoberry dari duetnya mereka bareng Onew SHINee. Setelah itu nyoba dengerin lagu-lagu lainnya dan akhirnya jatuh cinta sama suaranya Roco.


Rocoberry

Lagu yang paling saya suka sih "Old Habits" dan "I'm Fine" tapi kebanyakan orang tahunya dari OST Let's Fight Ghost. Kalau kalian pernah dengan lagu-lagu OST-nya Descendants of The Sun, mereka yang compose lagu "Always" dan OST-nya Goblin "I Miss You" yang dinyanyiin Soyou.

Fun fact lainnya, duo ini baru saja melangsungkan pernikahannya 15 September 2018 kemarin! Sebaliknya dari Le Couple, mereka suami-istri yang membuat band, kalau Rocoberry, band yang jadi pasangan suami-istri. 💗

Bonus, lagu yang manis featuring Punch, "Telephone".

Semoga postingan kali ini bermanfaat untuk sharing dan menambah khasanah (ealah) tentang musik ya.

Next posting, packing tips!

30 day challenge

#30daytravelchallenge Day 8: A favorite food from another country or culture

21:31

30 day challenge

#30daytravelchallenge Day 07: Besides people, what do you miss from home?

20:26

30 day challenge

#30daytravelchallenge Day 6: What does “home” mean to you?

13:08

30 day challenge

#30daytravelchallenge Day 5: Favorite touristy moment

12:14

When you visit the LANDMARK, certainly.

..atau lebih tepatnya landmark sebuah negara yang termasuk ke dalam list 7 keajaiban dunia yang ada di buku atlas.

Kalau saya yang tumbuh besar di tahun 90-an pasti masih inget buku-buku IPS itu menyebutkan bangunan-bangunan penting di masing-masing negara, itu masuk Geografi kali ya?

Saya lupa tepatnya, tapi yang jelas, 7 landmark yang hampir selalu disebutkan di atlas dan buku-buku IPS adalah:

Taj Mahal, India
Menara Eiffel, Prancis
Borobudur, Indonesia
Tembok Besar China, China
Colosseum, Italia
Ka'bah di Masjidil Harram, Arab Saudi
Menara Pisa, Italia

Itu list tahun 90-an yah. Tapi kan sebenernya masing-masing negara atau kota tetep punya khasnya masing-masing, misalnya Belanda dengan kincir anginnya, Berlin dengan Brandenburg-nya, Seoul dengan N-Tower-nya. Jakarta dengan Monas-nya.

Pada ~~hakikatnya~~ dasarnya adalah saat saya bisa melihat dan--saya punya kebiasaan--menyentuh langsung landmark tersebut. Kalau menyentuh itu rasanya lebih meyakinkan aja gitu, kalau saya beneran ada di sana, dan bisa ngerasain material ~~konstruksi~~ dari landmark tersebut.

MY MOST FAVORITE TOURISTY MOMENT

Favorite banyak, tapi yang beneran bikin saya merasa jadi turis adalah saat mengunjungi Menara Pisa. Karena bagi kami anak yang menghabiskan masa SD dengan membaca majalah Bobo di tahun 90-an, Menara Pisa ini kayanya sering banget dibahas di majalah itu. Dulu saya kira pembuatnya adalah Galileo Galilei, tapi ternyata beliau hanya melakukan percobaan mengenai massa benda dari atas menara itu. 😅

Arsitek dari menara ini adalah Bonanno Pisano, yang mulai dibuat di abad 12-an dan selesai di abad ke-14.

Satu hal yang saya dapatkan dari menyentuh dinding menara Pisa adalah dingin. Sontak, ah, ini pasti terbuat dari marmer. Ini juga yang membuat menara ini berdiri kokoh selama berabad-abad. Nah, pada zamannya, bangunan yang terbuat dari marmer itu menunjukan kekuatan ekonomi dari sebuah daerah. Kurang lebih samalah ya sama zaman sekarang, barang-barang dan material bangunan yang terbuat dari marmer kan mahal banget. Nah pada saat dibuat, katanya, Menara Pisa ini menunjukkan kejumawaan dari Tuscan Town.

Anyway, ternyata menara ini gak sepenuhnya dibangun dari marmer, ada juga limestone di bagian-bagian yang tidak terlihat. Beda dengan Parthenon di Athens ya, itu gila sih full marmer bangunannya (fondasinya doang yang dari limestone, cmiimw).

Enough history and construction detail, please visit this site for more fascinating facts about this tower ya.

Sedikit cerita tentang perjalanan saya ke sini, waktu itu saya dan dua teman saya @vonnyos dan @rennyratmaningsih, tepat pada tanggal 25 Desember 2012.

Jauh dari perkiraan saya, karena di mana-mana biasanya Natal itu dekat dengan keceriaan dan pohon natal di tiap sudut kota, Itali ternyata bener-bener sepi saat Natal. Setelah dicari tahu, ternyata memang kebanyakan orang Itali menghabiskan waktu dengan keluarga pada saat Natal, sehingga semua toko tutup kurang lebih sampai tanggal 30 Desember, tapi gak di semua area. Mungkin yang rame tentunya di Vatican ya. Memang Itali ini nuansa Katolik-nya beneran kental, and we were very happy to experience it. :)

Dari Pisa Centrale, deket banget ke Torre Pendente alias Pisa Tower-nya. The best part is, kita bisa naruh luggage kita di penitipan barang di stasiun ini. Dengan harga 4 Euro per tas per 12 jam, lumayan kan, buat turis yang cuma datang hari untuk mengunjungi menara Pisa yang ditempuh dengan jalan kaki 15 menit. Yeay!

Stazione Pisa Centrale

A river with the Chapel

The Alley

Torre di Pisa

Ternyata memang miring banget menara ini, at least pada saat saya mengunjunginya. Padahal katanya ini tuh udah direnovasi agar gak terlalu miring lagi, sekitar berapa derajat udah ditegakin lagi, lupa. Selama masa renovasi, turis tidak diperbolehkan untuk memasuki area menara. Baru tahun 2000 menara ini boleh dimasuki turis lagi karena renovasinya udah beres.

Ada Jadwal kunjungnya, tiap 30 menit.

Harga naik ke dalam towernya 15 EUR, dan itu sampai ke puncak towernya banget. Klo mau paket sama museum Duomo dan Battistero yang ada di sampingnya, Sekitar 30 Eur kalau tidak salah. karena saat itu buru-buru mau ke Roma, jadinya cuma beli tiket buat ke menaranya.

Karena tiketnya print sekali, kalau mau koleksi, biarpun rombongan, belinya satu-satu aja!

Kira-kira kayak apa dalemnya?

Inside The Tower.

Ternyata kosong. Isinya 'cuma' hall bolong sampe atas dan tangga melingkar di dindingnya. Karena gak ada lift, jadi ya, turis harap siapkan mental dan stamina untuk naik ke puncaknya ya. Sumpah, capek naik tangganya buat sampe puncak!

Menurut saya, konsep Pisa Torre (dan torre-torre semacamnya di kompleks gereja besar di Itali) ini mirip dengan menara azan klo di Masjid. Nah ini juga menara lonceng, di samping Pisa Cathedral-nya yang gede banget. Jadi mungkin fungsinya kurang lebih mirip ya. Masuk ke menara ini kayak masuk ke Rumah Miring Dufan versi tinggi. buat yang punya ketakutan sama ketinggian... pikir-pikir lagi deh. soalnya tinggi dan tangganya licin.

Masuknya ngantri, dan kami termasuk golongan orang-orang beruntung yang gak kena ngantri panjang since kami dateng pagi (sekitar jam 11-an, dimana matahari terbit jam 8-an) plus banyak orang yang sedang merayakan Natal. Jadi kalau mau berkunjung ke sini mesti pagi-pagi yak! jam delapan teng kalo bisa.

Naik tangganya doang sekitar 20 menit sampe puncak, rontok-rontoklah badan, tapi worth it kok karena pemandangan dan anginnya beneran bagus.

Pisa Town from above the tower (1)

Pisa Town from above the tower (2)

Pisa Town from above the tower (3)

Oiya, di sekitar balkon atas menara diberi pagar, tentunya biar pengunjung gak jatuh ya. Jadi, percobaan massa benda-nya Om Galileo udah gak bisa direka ulang ya pemirsa.

Pisa Town from above the tower (4)

Pemandangan di atas menara. Lonceng.

Setelah foto-foto di atas dan puas memandangi sepi dan khidmatnya kota Pisa, kami pun turun. Oiya, ngomong-ngomong Duomo, di sebelahnya ada baptistry yang bentuk kubahnya kayak cupcake.