MY FAVORITE PLACE(S)!
Apa ya, banyak.
Kalau boleh diubah sedikit, tempat favorit ini mungkin saya maksudkan sebagai kota favorit ya. Selain kota-kota di Indonesia kali ya, karena ya udah sih itu mah rumah sendiri. Mau seru apa nggak, tetep akan jadi pilihan untuk kembali pulang.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di luar Nusantara, sejauh ini, ada 3 kota paling favorit yang kalau disuruh kembali ke sana kapanpun (klo ada rejekinya ya) saya akan langsung bilang, "MAU!". And those cities are...
3. London
Why London?
London adalah kota impian bagi para bocah 90-an yang menggemari Britpop pada masanya. Dulu juga saya pemuja genre ini dengan cap: BLUR HARGA MATI di jidat. Dulu saya nangis tuh, pas Graham Coxon keluar dari Blur. Kalau tahu dia bakalan join lagi mestinya saat itu saya gak usah nangis sesegukan ya. Masalahnya waktu itu saya belum sempat nonton konsernya mereka dengan original lineup berempat. Kapan tuh? tahun 2002 klo gak salah. Anak SMP kan. Labil.
Tahunya mereka rujuk lagi berempat. Tahun 2013 tahunya saya dikasih kesempatan buat nonton konsernya di Rock Werchter Festival. See? Mestinya saat itu saya gak nangis ya :(
Oke, so, kembali ke London. Saya ingat saat itu pertama kali sampai di Victoria Bus Station London, sendirian, dari Bristol. Saat itu Juli, tapi saya masih ingat kalau cuaca di sana begitu gloomy dan mendung sepanjang hari. Saya stay di Equity Point London di daerah Paddington.
Kenapa London jadi kota kelima terfavorit saya?
Because this city never runs out of interesting things to see. London is super festive. Di setiap belokannya, dia selalu menyajikan sesuatu untuk dilihat. Bangunannya, fashion-nya, orang-orang-nya, bahkan taman-tamannya.
Hanya saja.. apa-apa relatif mahal di London. Pertama kalinya jalan-jalan di London sendirian dan alhamdulillah nyasar 2 kali puter balik tube Circle Line. Maklum yak, city starstruck waktu itu.
But still, you can't find anything like London anywhere else.
2. Seoul
Jujur saya bukan penggemar K-Pop garis keras, tapi saya penggemar drama Korea, meskipun gak semuanya. Pengen banget ke Seoul itu karena nonton Running Man sih, karena mereka memang setting-nya kan selalu di landmark-landmark-nya Seoul dan area sekitaran, sukses bikin saya mupeng banget ke sana.
Kota ini benar-benar gak pernah tidur, mall-mall buka sampai malem, bahkan tengah malem. Masih mau belanja? Jangan sedih, banyak toko yang buka sampe pagi (Migliore aja buka sampe pagi). Kelaparan jam 2 pagi? Jangan sedih, tinggal keluar, banyak jajanan yang buka sampai pagi juga. Apalagi makanan pinggir jalan mereka ini super duper enak-enak sih parah.
Everything in this city is meant to be cute. Mungkin karena culture mereka yang meromantisasi setiap hal, budaya couple itu kental banget di sini. Walaupun cringy, sebagian besar dari mereka menganggap itu cute karena bentuk kasih sayang. Terlepas dari itu, yang membuat saya suka banget sama kota ini adalah mereka bisa memadukan warisan budaya yang terjaga di antara modern dan sibuknya kota Seoul.
Bukan hal yang aneh pada saat kita lagi jalan di tengah kota tiba-tiba ada 궁 (goong / istana) di pinggir jalan.. dan GEDE. Yang saya kagumi adalah cara mereka mem-preserve bangunan-bangunan lama itu tanpa menghilangkan struktur aslinya. Yah ada sih yang rombak total, tapi setidaknya bangunannya masih dibuat persis sama dengan yang orisinalnya.
Hal lain, transportasi umum di Seoul beneran udah terintegerasi dan nyaman. Kalau bawa mobil sendiri malah (kata temen saya yak) gak disarankan karena pengendara mobil di sana kebanyakan seureudeg (ini Bahasa Sunda loh ya, bukan Bahasa Korea!).
Foto itu diambil tahun April 2015, beberapa bulan sejak pertama kali LED Rose Garden ini dinyalakan. Masih super terang dan dreamy. Kemarin April 2018 saya ke sana lagi masih bagus sih, tapi udah agak lesu gitu ya lampunya.. apa cuma perasaan saya aja ya. Coba bandingin deh di bawah:
Tadi sebagian landmark yang ada di Seoul, tapi tempat favorit saya dari semua area di Seoul adalah Naksan Park!
Bagus kan pemandangan dari atas sana? Pantesan sering banget dijadiin tempat shooting drama. Terlepas dari itu, healing banget sih lihat city lights malem-malem dari atas sana. Setelah berkutat sama hiruk-pikuk kota, duduk-duduk di sini sambil lihat pemandangan kota dari atas adalah hal yang gak bisa saya temui di Jakarta. This is why I like this city.
1. Delft
My second home. Saya menghabiskan satu setengah tahun di sana saat lanjut sekolah. Kotanya cantik. Orang bilang Amsterdam mini. Bangunannya, tamannya, kanalnya. I love everything about this city.
Apa ya, banyak.
Kalau boleh diubah sedikit, tempat favorit ini mungkin saya maksudkan sebagai kota favorit ya. Selain kota-kota di Indonesia kali ya, karena ya udah sih itu mah rumah sendiri. Mau seru apa nggak, tetep akan jadi pilihan untuk kembali pulang.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di luar Nusantara, sejauh ini, ada 3 kota paling favorit yang kalau disuruh kembali ke sana kapanpun (klo ada rejekinya ya) saya akan langsung bilang, "MAU!". And those cities are...
3. London
Why London?
London adalah kota impian bagi para bocah 90-an yang menggemari Britpop pada masanya. Dulu juga saya pemuja genre ini dengan cap: BLUR HARGA MATI di jidat. Dulu saya nangis tuh, pas Graham Coxon keluar dari Blur. Kalau tahu dia bakalan join lagi mestinya saat itu saya gak usah nangis sesegukan ya. Masalahnya waktu itu saya belum sempat nonton konsernya mereka dengan original lineup berempat. Kapan tuh? tahun 2002 klo gak salah. Anak SMP kan. Labil.
Tahunya mereka rujuk lagi berempat. Tahun 2013 tahunya saya dikasih kesempatan buat nonton konsernya di Rock Werchter Festival. See? Mestinya saat itu saya gak nangis ya :(
Oke, so, kembali ke London. Saya ingat saat itu pertama kali sampai di Victoria Bus Station London, sendirian, dari Bristol. Saat itu Juli, tapi saya masih ingat kalau cuaca di sana begitu gloomy dan mendung sepanjang hari. Saya stay di Equity Point London di daerah Paddington.
Kenapa London jadi kota kelima terfavorit saya?
Because this city never runs out of interesting things to see. London is super festive. Di setiap belokannya, dia selalu menyajikan sesuatu untuk dilihat. Bangunannya, fashion-nya, orang-orang-nya, bahkan taman-tamannya.
Hanya saja.. apa-apa relatif mahal di London. Pertama kalinya jalan-jalan di London sendirian dan alhamdulillah nyasar 2 kali puter balik tube Circle Line. Maklum yak, city starstruck waktu itu.
![]() |
Barang yang langsung saya beli saat sampai di London: St*rbucks Tumbler! |
![]() |
London Summer 2013 |
![]() |
Big Ben ternyata bantet. |
![]() |
My faaaav. |
2. Seoul
Jujur saya bukan penggemar K-Pop garis keras, tapi saya penggemar drama Korea, meskipun gak semuanya. Pengen banget ke Seoul itu karena nonton Running Man sih, karena mereka memang setting-nya kan selalu di landmark-landmark-nya Seoul dan area sekitaran, sukses bikin saya mupeng banget ke sana.
Kota ini benar-benar gak pernah tidur, mall-mall buka sampai malem, bahkan tengah malem. Masih mau belanja? Jangan sedih, banyak toko yang buka sampe pagi (Migliore aja buka sampe pagi). Kelaparan jam 2 pagi? Jangan sedih, tinggal keluar, banyak jajanan yang buka sampai pagi juga. Apalagi makanan pinggir jalan mereka ini super duper enak-enak sih parah.
Everything in this city is meant to be cute. Mungkin karena culture mereka yang meromantisasi setiap hal, budaya couple itu kental banget di sini. Walaupun cringy, sebagian besar dari mereka menganggap itu cute karena bentuk kasih sayang. Terlepas dari itu, yang membuat saya suka banget sama kota ini adalah mereka bisa memadukan warisan budaya yang terjaga di antara modern dan sibuknya kota Seoul.
Bukan hal yang aneh pada saat kita lagi jalan di tengah kota tiba-tiba ada 궁 (goong / istana) di pinggir jalan.. dan GEDE. Yang saya kagumi adalah cara mereka mem-preserve bangunan-bangunan lama itu tanpa menghilangkan struktur aslinya. Yah ada sih yang rombak total, tapi setidaknya bangunannya masih dibuat persis sama dengan yang orisinalnya.
Hal lain, transportasi umum di Seoul beneran udah terintegerasi dan nyaman. Kalau bawa mobil sendiri malah (kata temen saya yak) gak disarankan karena pengendara mobil di sana kebanyakan seureudeg (ini Bahasa Sunda loh ya, bukan Bahasa Korea!).
Gwanghwamun dengan jejeran.. Bus. |
Hyangwonjeong Pavilion di dalam Gyeongbokgoong. |
LED Rose Garden di pelataran dan atap Dongdaemun Design Plaza. |
2015 |
![]() |
2018 |
Ternyata sebetulnya LED Rose Garden ini dibuat karena event launching produknya Omega: De Ville Prestige ‘Butterfly’ series yang akhirnya dibuka untuk, bukan sengaja dijadikan taman LED oleh pengelola DDP-nya (CMIIMW).
Bukchon Hanok Village |
Changdeokgoong |
N-Tower Seoul |
![]() |
The way to the top of the hill. |
![]() |
Sunset view from Naksan. |
![]() |
N-Tower dilihat dari Naksan |
1. Delft
My second home. Saya menghabiskan satu setengah tahun di sana saat lanjut sekolah. Kotanya cantik. Orang bilang Amsterdam mini. Bangunannya, tamannya, kanalnya. I love everything about this city.
![]() |
Typical channel in Delft Centrum area. |
![]() |
Bebek yang sering saya kasih makan roti. |
![]() |
Lichtavond tiap akhir tahun. |
Sayangnya, dulu saya gak suka fotografi. Dan gak bakat juga. Makanya saya nyesel banget sebenernya, gara-gara itu sekarang saya gak punya banyak foto-foto kenangan selama saya tinggal di sana. Biasanya gitu kan, perasaan bakalan tinggal terus di sana, makanya gak sering foto-foto. Pas udah mau pulang baru ngeh kalau seharusnya saya lebih banyak ambil foto-foto atau video dari setiap sudut kota kecil yang cantik ini.
ANYWAY.
Those are my top 3 favorite cities. Challenge hari ke-1 selesai!